PERENCANAAN PENGAJARAN
Makalah
diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Terstruktur
Pada Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran
Oleh:
kELOMPOK 1
Yuli Ely Hermanti
: 2410.002
Rora Tri Suryaningsih : 2410.010
Elfi Wahyuni
: 2410.017
Elmi Juita
: 2410.022
Rahma Putri
: 2410.027
Rizki Jumiati
: 2410.038
Fandi Pratama : 2410.041
dosen Pembimbing:
M.
Imamuddin, M.Pd
dddd
OJURUSAN TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
2012 M/1433 H
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perencanaan adalah pemikiran sebelum
pelaksanaan sesuatu tugas. Jadi Perencanaan Pengajaran berarti pemikiran
tentang penerapan prinsip-prinsip umum mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas
mengajar dalam suatu situasi interaksi guru dan murid, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas.
Karena dengan perencanaan itu, maka
seseorang guru akan bisa memberikan pelajaran dengan baik, karena ia dapat
menghadapi situasi di dalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel. Karena
membuat perencanaan yang baik, maka seorang akan tumbuh menjadi seorang guru
yang baik. Seorang bisa menjadi guru yang baik adalah berkat pertumbuhan,
berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus, walaupun
faktor bakat ikut pula berpengaruh.
Selanjutnya, untuk lebih memahami mengenai perencanaan pengajaran tersebut, dalam makalah ini yang berjudul “Perencanaan Pembelajaran” akan dibahas mengenai pengertian perencanaan pembelajaran dan
hal-hal lain yang terkait dengannya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan perencanaan pembelajaran ?
2. Apa saja masalah-masalah pokok dalam perencanaan
pengajaran?
3. Bagaimana proses perencanaan pengajaran?
4. Apa saja jenis-jenis perencanaan pengajaran?
5. Bagaimana konsep perencanaan pembelajaran
pembelajaran?
6. Apa manfaat dari perencanaan pembelajaran?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Menjelaskan pengertian
perencanaan pengajaran.
2.
Menjelaskan
apa-apa saja masalah-masalah pokok dalam perencanaan pengajaran.
3.
Menjelaskan
bagaimana proses proses perencanaa pembelajaran.
4.
Menyebutkan
apa-apa saja jenis dari perencanaan pembelajaran.
5.
Menjelaskan
bagaimana konsep perencanaan pembelajaran.
6.
Menjelaskan manfaati
dar perencanaan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perencanaan Pengajaran
Kaufman mengatakan
“perencanaan pengajaran adalah suatu proyek tentang apa yang diperlukan dalam
rangka mencapai tujuan abstrak dan bernilai, didalamnya mencakup elemen-elemen:
1. Mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan
2. Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu
diprioritaskan
3. Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap
kebutuhan yang diprioritaskan
4. Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap
pilihan
5. Sekuensi hasi yang diperlukan untuk mencapai kebutuhan
yang dirasakan
6. Identifikasi strategi alternative yang mungkin dan
alat atau tool untuk melengkapi tiap
persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk didalamnya merinci
keuntungan dan kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai.[1]
Berikut
ini definisi tentang perencanaan pembelajaran
menurut para ahli:
1.
Ritchy
Ilmu yang merancang detail spesifik
untuk pengembangan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas
penegetahuan diantara satuan besar dan kecil persoalan pokok.
2. Smith
& Ragan
Proses sistematis dalam mengertikan
prinsip belajar dan pembelajaran ke dalam rancangan untuk bahan dan aktivitas
pembelajaran. Proses sistematis dan berfikir dalam mengartikan prinsip belajar
dan pemebelajaran ke dalam rancangan untuk bahan dan aktivitas pemebelajaran.
3. Zook
Proses berfikir sistematis untuk mebantu
pelajar memahami (belajar)
4. Ibrahim
Kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan
dicapai oleh suatu kegiatan pembelejaran, cara apa yang dipakai untuk menilai
pencapaian tujuan tersebut, materi apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikan, serta alat atau media apa yang diperlukan.
5. Banghart
dan Trull
Proses penyusunan materi pelajaran,
penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran,
dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang
akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
6. Toeti
Sukamto
Pengembangan pembelajran yang merupakan
sebgai sistem yang akan terintegrasi dan terdiri dari beberapa unsur yang salin
berinteraksi.
7. Nana
Sudjana
Kegiatan memproyeksikan tindakan apa
yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan
mengkoordinasikan (mengatur dan merespon) komponen-komponen pembelajarn
sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian
kegiatan (metode dan teknik), serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi
jelas dan sistematis.[2]
Perencanaan
mengandung 6 pokok pikiran, yakni:
1.
Perencanaan
melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan
2.
Keadaan masa
depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang,
sehingga dapat dilihat kesenjangannya
3.
Untuk menutupi
kesenjangan itu perlu dalakukan usaha-uasaha
4.
Uasaha yang
dilakukan untuk menutupi kesenjangan itu dapat beraneka ragam dan merupakan
alternative yang mungkin ditempuh
5.
Pemilihan
alternative yang paling baik dalam arti yang mempunyai efektifitas dan efiensi
yang paling tinggi perlu dilakukan
6.
Alternative yang
dipilih harus dirinci sehingga dapat menjadi pedoman dalam pengambilan
keputusan apabila akan dilaksanakan
Karakteristik
perencanaan pengajaran:
1.
Merupakan proses
rasional, sebab berkaitan dengan tujuan social dan konsep-konsepnya dirancang
oleh banyak orang
2.
Merupakan konsep
dinamik, sehingga dapat dan perlu dimodifikasi jika informasi yang masuk mengharapkan
demikian
3.
Perencaan
terdiri dari beberapa aktifitas yang dapat dikategorikan menjadi
prosedur-prosedur dan pengarahan
4.
Perencanaan
pengajaran berkaitan dengan pemilihan sumber dana, sehingga harus mampu
mengurangi pemborosan, duplikasi salah penggunaan dan salah dalam menejemen.
Dimensi-dimensi
perenacanaan pengajaran:
1.
Signifikansi
Tingkat signifikasi
tergantung pada kegunaan sosial dari tujuan pendidikan yang diajukan
2.
Feasibilitas
Salah satu factor penentu
adalah otoritas political yang memadai, sebab dengan itu feasibilitas teknik
dan estimasi biaya serta aspek-aspek lain dapat dibuat dalam pertimbangan yang
realistik
3.
Relevansi
Perencanaan pengajaran
memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat
agar dapat dicapai tujuan secara optimal
4.
Kepastian atau defenitivenes
Penggunaan teknik dan metode
meminimumkan kejadian-kejadian tak terduga
5.
Ketelitian atau parsimoniusness
Perencanaan pengajaran
disusun dalam bentuk yang sederhana. Dalam penerapannya diperlukan alternative
dan dapat mempertimbangkan alternative mana yang terbaik
6.
Adaptabilitas
Perencanaan pengajaran
bersifat dinamis, sehingga perlu mencari informasi sebagai unpan balik atau
balikan. Penggunaan berbagai proses memungkinkan perencanaan pengajaran yang
fleksibel atau adaptable dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak
diharapkan.
7.
Waktu
Validitas dan reabilitas
yang dipakai serta kapan untuk menilai kebutuhan pendidikan masa kini dalam
kaitannya dengan masa mendatang
8.
Terbaik monitoring atau pemantauan
Menjamin agar pelaksanaannya
berjalan dengan mulus, perlu dikembangkan prosedur yang memungkinkan
perencanaan pengajaran menentukan alasan-alasan mengadakan variasi dalam
perencanaan
9.
Isi perencanaan
Perencanaan perlu memuat:
a)
Tujuan
b)
Program dan layanan,
bagaimana cara mengorganisasikannya
c)
Tenaga manusia,
yaitu mencakup cara-cara mengembangkan prestasi spesialisasi, prilaku,
kompetensi, maupun kepuasan lainnya
d)
Bangunan fisik,
mencakup tentang cara-cara penggunaannya
e)
Keuangan,
meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan
f)
Struktur
organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasikan dan memanajemen operasi
dan pengawasan program dan aktifitas pendidikan
g)
Konteks social
atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan.[3]
B.
Konsep Perencanaan Pembelajaran
Disebutkan bahwa konsep
perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudt pandang, diantaranya:
1.
Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi, dimana perencanaan pembelajaran
akan mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku
kognitif dan teori-teori yang konstruktif terhadap pembelajaran;
2.
Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem, dimana terdapat susunan sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk
menggerakkan pembelajaran;
3.
Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin ilmu, di mana perencanaan
pembelajaran merupakan cabang dari suatu pengetahuan yang senantiasa menghasilkan
proses yang secara sistemik diimplementasikan;
4.
Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses; dan
5.
Perencanaan pembelajaran sebagai suatu realitas.
C.
Manfaat Perencanaan Pembelajaran
Adapun manfaat
perencanaan pembelajaran antara lain:
1. Sebagai
petunjuk atau arah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran;
2. Sebagai
pola dasar dalam mengatus tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam proses pembelajaran;
3. Sebagai
alat ukur keefektifan kegiatan pembelajaran;
4.
Sebagai bahan dasar
penyusunan data untuk memperoleh keseimbangan kerja;
Perencanaan
pengajaran mempunyai beberapa faktor yang mendukung tujuan pembelajaran
tercapai misalnya :
- Persiapan sebelum mengajar
- Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan
kendaraan umum
- Tingkat intelegensi siswa
- Materi pelajaran yang akan disampaikan
D.
Masalah-masalah Pokok Dalam Perencanaan Pengajaran
Hal-hal yang perlu
dipertanyakan dalam perencanaan pengajaran adalah:
1.
Tujuan dan
fungsi pendidikan apa yang harus diprioritaskan dengan masing-masing
subsistemnya
2.
Alternative apa
yang terbaik yang mungkin untuk dilaksanakan untuk mencapai bermacan tujuan dan
fungsi
3.
Seberapa jauh
sumberdaya yang dimiliki oleh bangsa atau masyarakat yang akan diikut sertakan
dalam pendidikan
4.
Siapa yang akan
membiayai
5.
Begaimana
hendaknya sumber yang diperuntukkan bagi pendidik
Terdapat 3
pendekatan terhadap perencanaan pengajaran, yakni:
1.
Pendekatan
tuntutan social
Tuntutan social diartikan
sebagai kumpulan tuntutan umum untuk memperoleh pendidikan.
Ada beberapa kritik terhadap
pendekatan ini:
a)
Pendekatan ini
mengabaikan masalah alokasi sumber nasional dan menganggap bahwa tidak menjadi
persoalan berapa banyak sumber itu dialokasikan kesektor pendidikan
b)
Tidak
mempedulikan apakah tenaga kerja terdahulu banyak atau terlalu sedikit
c)
Pendidikan
menjadi suatu bentuk investasi modal yang kurang produktif
d)
Menurunnya
kualitas guru dan wibawa mereka secara drastis
2.
Pendekatan
tenaga kerja
Pendekatan tenaga kerja
melalui pendidikan merupakan syarat penting dalam investasi strategis terhadap
pembangunan nasional, namun dalam pelaksanaannya terdapat kelemahan:
a)
Hannya mampu
memberi bimbingan yang terbatas kepada para perencana
b)
Klasifikasi
pekerjaan dan perbandingan tenaga kerja antara profesi kurang sesuai dengan
kebutuhan nyata
c)
Mengingat
cepatnya perubahan teknologi yang sekaligus menuntut kualifikasi tenaga yang
berbeda-beda, sehingga tidak mungkin mengadakan estimasi yang akurat tentang
kualifikasi tenaga kerja pada masa akan datang
d)
Tenaga kerja
terjerat dalam pola pikir yang sempit karna asumsi bahwa ekonomi menciptakan
kebutuhan tenaga kerja sedangkan pendidikan bersifat pasif mengikutinya
3.
Pendekatan nilai
imbalan
Pendekatan ini mengatasi
alokasi sumber dana nasional yang terjadi pada pendekatan social dan tenaga
kerja. Masalah ini diatasi dengan mencari keseimbangan antara keuntungan dan
kerugian dari alternative yang dipilih. Mencari alternative dan mengkaji
tentang biaya dan manfaat yang diperoleh kemudian memilih alternative yang dirasa
paling menguntungkan.
Pendekatan ini mempunyai
kelemahan:
a)
Data dasar yang
akurat untuk menghitung untung rugi dalam dunia pendidikan sangat sulit,
terutama yang menyangkut taksiran biaya peserta didik
b)
Sangat
menghitung keuntungan yang diperoleh akibat pendidikan masa mendatang. Makin
tinggi tambahan pendapat yang diperoleh dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan selama mengikuti pendidikan, maka alokasi semakin baik. Namun hal
ini berakibat adanya perbedaan tingkat atau jenis pendidikan dimasa lalu dan
masa mendatang
c)
Kemungkinan
mereka tertarik pada analisis statistik akan mengatakan bahwa tambahan
pendapatan yang diperoleh diluar factor pendidikan dapat dipisahkan melalui
penelitian itu dilakukan secara benar namun belum membri kepastian yang mutlak.
[5]
E.
Proses Perencanaa
1.
Tahap
perencanaan, meliputi:
a)
Menciptakan atau
mengadakan badan atau bagian yang bertugas dalam melaksanakan fungsi
perencanaan
b)
Menetapkan
prosedur perencanaan
c)
Mengadakan
reorganisasi struktural internal administrasi agar dapat berpartisipasi dalam
proses implementasinya
d)
Menetapkan
mekanisme serta prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisa data yang akan
diperlukan dalam perencanaan
2.
Tahap
perencanaan awal
Membandingkan output yang diharapkan dengan apa yang
telah dicapai sekarang untuk mengetahui apakah rencana yang dilaksanakan
relevan, efektif dan efesien.
3.
Tahap formulasi
rencana, meliputi:
a)
Menyiapkan
seperangkat keputusan yang diambil oleh pemegang otoritas
b)
Menyediakan pola
dasar pelaksanaan yang menjadi pegangan berbagai unit organisasi yang
bertanggung jawab dalam implementasi keputusan
4.
Tahap elaborasi
rencana, meliputi:
a)
Membuat program
Membagi rencana kedalam
beberapa program pelaksanaan dengan tujuan spesifikasi masing-masing
b)
Identifikasi dan
formulasi proyek
Program terbagi dalam
beberapa proyek yang diidentifikasikan secara tuntas agar dapat dilaksanakan.
Formulasi proyek merupakan tugas merinci siapa pelaksana, berapa biaya, jangka
waktu, dan hal-hal yang dianggap perlu
5.
Tahap
implementasi rencana
Pada saat ini perencanaan
bergabung dengan proses pelaksanaan atau menajemennya. Sumber-sumber daya
manusia, dana, dan materil dialokasikan, jadwal dan waktu ditetapkan,
pelaksanaan proyek, pemberian tugas dan sebagainya
6.
Tahap evaluasi
dan perencanaan ulang
Evaluasi memberikan 2 makna:
a)
Memberikan
gambaran tentang kelemahan rencana
b)
Sebagai bahan
diagnosis dan sebagai bahan dalam membuat rencana ulang
F.
Jenis perencanaan
1.
Menurut Besaran atau magnitude:
a. Perencanaan
Makro
Perencanaan yang mempunyai telaah nasional, yang menetapkan kebijakan-kebijakan
yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai, dan cara-cara yang dicapai dalam
mencapai tujuan tersebut
b. Perencanaan
Meso
kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan macro dijabarkan dalam
program-program yang lebih kecil. Perencanaan ini bersifat operasional sesuai
keadaan daerah, departemen dan unit lainnya
c. Perencanaan
Mikro
Perencanaan yang lebih spesifik dari perencanaan meso yang memperhatikan
karakteristik lembaga pendidikan
2.
Menurut Telaahnya :
a. Perencanaan
Strategi
Berkaitan dengan penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber dalam
mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman
b. Perencanaan
Manajerial
Perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar
tujuan dapat dicapai secara efektif dan efesien
c. Perencanaan
Operasional
Memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat
pelaksanaan dilapangan dari rencana menejerial
3.
Menurut Jangka Waktunya :
a. Perencanaan Jangka Panjang: 10-25 tahun
b. Perencanaan Jangka Menengah: 4-10 tahun
c. Perencanaan Jangka Pendek: 1-3 tahun
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Kaufman perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang
diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai
Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang
akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan
merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi dan
mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif
dan efisien.
B. Saran
Demikianlah
makalah ini penulis buat, untuk
meyempurnakan makalah yang sederhana ini penulis sangat
mengharapkan saran dan krtik dari pembaca agar
tersempurnanya makalah ini.
Akhir
kata mudah-mudahan makalah
ini dapat
member manfaat untuk pemabaca
khususnya untuk penulis sendiri. Terimakasih
KEPUSTAKAAN
Harjanto, (2008), Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta
Http://Manfaat-Perencanaa-Pengajaran-Ipank-Review-blog.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar