Penelitian
Korelasi
Makalah
Diajukan
untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah
Metodologi Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran
Matematika
Kelompok IV
Yuli Ely Hermanti 2410.002
Dewi Wulan
2410.018
Dinillah Karisma 2410.019
Ranti Sinta Tia
2410.028
Syukra Ulhaq
2410.029
PMTK
V-A
DOSEN PEMBIMBING :
Imamuddin, M.Pd
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
2012 M / 1433 H
KATA
PENGANTAR
Dengan
mengucapkan Alhamdulillah segala puji bagi Allah tuhan seru sekalian alam.
Hanya kepada Dia jualah kita bersyukur atas nikmat, rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik yang berjudul “penelitian
korelasi”
pada mata kuliah MP3M.
Dalam menyusun makalah ini tentu tidak terlepas dari pengalaman dan
pengetahuan orang lain. Karena itu disampaikan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Akhirnya kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan makalah
ini sangat dihargai dan diterima dengan rasa terima kasih untuk kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang dan
mudah-mudahan ada manfaatnya.
Bukittinggi, 17 Oktober 2012
Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada suatu
masalah yang memerlukan solusi yang tepat. Dalam kehidupan selalu ada masalah,
baik masalah pribadi, keluarga, masyarakat dan negara. Dari semua masalah
tersebut, tidak semua masalah yang memerlukan solusi dalam bentuk kegiatan
penelitian. Perbedaanya adalah pada kegiatan penyelesaian masalah. Selain
masalah, komponen penting yang harus ada dalam penelitian adalah tujuan
penelitian sehingga dapat ditentukan metode yang tepat untuk penyelesain
masalah. Kegiatan penyelesaian masalah yang disebut penelitian dapat dilakukan
secara sistematis dengan mengikuti metodologi, dikontrol, dan didasarkan teori
yang ada serta diperkuat dengan gejala yang ada (Sukardi, 2004:3).
Secara umum, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek,
diantaranya aspek tujuan, aspek metode, aspek kajian. Menurut Gay (dalam
Sukardi, 2004:13) Aspek tujuan terdiri dari penelitian dasar dan lanjut. Aspek
metode terdiri atas penelitian deskriptif, penelitian sejarah, penelitian
survei, penelitian ex-postfakto,
penelitian eksperimen, penelitian kuai eksperimen. Sedangkan, aspek kajian
sesuai bidang garapan dapat dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kependidikan
dan penelitian nonkependidikan (Sukardi, 2004:13-16).
Masalah penelitian dapat dibagi dalam berbagai bidang diantaranya
bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Salah satu bidang
penelitian yang memerlukan perhatian khusus adalah bidang penelitian pendidikan.
Secara umum metode penyelesaian masalah pada penelitian pendidikan ada dua,
yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yang yang
pengumpulan datanya berinteraksi langsung dengan objek penelitianya dan
hasilnya tidak diperoleh melalui prosedur statistik. Sedangkan metode
kuantitatif, pengumpulan datanya melalui instrumen penelitian berupa populasi
dan sampel serta hasilnya diperoleh melalui prosedur statistic. Salah satu
peneltian yang penting dan bermanfaat dalam dunia pendidikan adalah penelitian
korelasional.
Fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan terdapat hubungan
antarunsur-unsurnya. Seperti hubungan antara guru dengan siswa, guru dengan
materi/kurikulum, materi dengan evaluasi, dan lain-lain. Hubungan-hubungan
tersebut dapat diketahui tingkat korelasinya secara ilmiah secara statistik
melalui metode penelitian korelasional.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian penelitian korelasi?
2. Apa saja ciri-ciri, tujuan dan jenis penelitian korelasi?
3. Apa saja yang menjadi rancangan dan apa saja
langkah-langkah dalam penelitian korelasi?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan penelitian
korelasi
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian penelitian
korelasi
2. Untuk mengetahui ciri-ciri, tujuan dan
jenis penelitian korelasi
3. Untuk mengetahui rancangan dan
langkah-langkah dalam penelitian korelasi
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
penelitian korelasi
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian
Penelitian Korelasi
Penelitian korelasi atau
korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi
variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan
Wallen, 2008:328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena
dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya
melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc
Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25). Penelitian
korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat
apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat
dikuantitatifkan.
Menurut Gay dalam Sukardi
(2004:166) penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak
memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan
dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.
Selanjutnya, Fraenkel dan Wallen (2008:329) menyebutkan penelitian korelasi ke
dalam penelitian deskripsi karena penelitian tersebut merupakan usaha
menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti
berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang
direfleksikan dalam variabel.
Penelitian korelasi dilakukan
dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi.
Penelitian ini hanya terbatas
pada panafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan
kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk diajadi
penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen (Emzir, 2009:38). Menurut
Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting
untuk para peneliti yang hendak menggunakannya.
Tiga karakteristik tersebut
adalah sebagai berikut.
- Penelitian
korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan
manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
- Memungkinkan
variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
- Memungkinkan
peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
B. Tujuan
Penelitian Korelasi
Tujuan penelitian korelasi
menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut
Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian korelasi adalah untuk menentukan
hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk
membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang
dipercaya berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel
yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian
selanjutnya.
C. Ciri-ciri Penelitian Korelasi
1. Penelitian macam ini cocok dilakukan bila
variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode
eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
2. Studi macam ini memungkinkan pengukuran
beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan
realistiknya.
3. Output dari penelitian ini adalah taraf atau
tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling
hubungan tersebut.
4. Dapat digunakan untuk meramalkan variabel
tertentu berdasarkan variabel bebas.
D. Jenis Penelitian Korelasi
1. Penelitian Hubungan
Penelitian hubungan (relasional) atau korelasi sederhana (seringkali hanya
disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan antara hasil
pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara
sepasang variabel (bivariat). Lebih lanjut, penelitian jenis ini seringkali
menjadi bagian dari penelitian lain, yang dilakukan sebagai awal untuk proses
penelitian lain yang kompleks. Misalnya, dalam penelitian korelasi multivariat
yang meneliti hubungan beberapa variabel secara simultan pada umumnya selalu
diawali dengan penelitian hubungan sederhana untuk melihat bagaimana
masing-masing variabel tersebut berhubungan satu sama lain secara berpasangan.
Dalam penelitian korelasi
sederhana ini hubungan antar variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien
korelasi. Nilai koofisien korelasi merupakan suatu alat statistik yang digunakan untuk membantu peneliti dalam
memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien bervariasi dari -1,00 sampai
+1,00 diperoleh dengan menggunakan teknik statistik tertentu sesuai dengan
karakter dari data masing-masing variabel.
Pada dasarnya, desain penelitian
hubungan ini cukup sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel
dari kelompok subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya.
Oleh karena itu, dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti
menentukan sepasang variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya.
Pemilihan kedua variabel tersebut harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil
penelitian yang mendahului, atau pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin
berhubungan.
2. Penelitian Prediktif
Dalam pelaksanaan di bidang
pendidikan, banyak situasi yang menghendaki dilakukannya prediksi atau
peramalan. Pada awal tahun ajaran baru, misalnya, setiap sekolah karena
keterbatasan fasilitas, seringkali harus menyeleksi para pendaftar yang akan
diterima menjadi calon siswa baru.
Penelitian korelasi jenis ini
memfokuskan pada pengukuran terhadap satu variabel atau lebih yang dapat
dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian di masa yang akan datang atau
variabel lain (Borg & Gall dalam Abidin, 2010). Penelitian ini sebagaimana
penelitian relasional, melibatkan penghitungan korelasi antara suatu pola
tingkah laku yang kompleks, yakni variabel yang menjadi sasaran prediksi atau
yang diramalkan kejadiannya (disebut kriteria), dan variabel lain yang
diperkirakan berhubungan dengan kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk
memprediksi (disebut prediktor). Teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat
prediksi antara kedua variabel tersebut adalah teknik analisis regresi yang
menghasilkan nilai koefisien regresi, yang dilambangkan dengan R.
Perbedaan yang utama antara
penelitian relasional dan penelitian jenis ini terletak pada asumsi yang
mendasari hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian relasional,
peneliti berasumsi bahwa hubungan antara kedua variabel terjadi secara dua arah
atau dengan kata lain, ia hanya ingin menyelidiki apakah kedua variabel
mempunyai hubungan, tanpa mempunyai anggapan bahwa variabel yang muncul lebih
awal dari yang lain. Oleh karena itu, kedua variabel biasanya diukur dalam
waktu yang bersamaan. Sedang dalam penelitian prediktif, di samping ingin
menyelidiki hubungan antara dua variabel, peneliti juga mempunyai anggapan
bahwa salah satu variabel muncul lebih dahulu dari yang lain, atau hubungan
satu arah. Oleh karena itu, tidak seperti penelitian relasional, kedua variabel
diukur dalam waktu yang berurutan, yakni variabel prediktor diukur sebelum
variabel kriteria terjadi, dan tidak dapat sebaliknya.
3. Korelasi Multivariat
Teknik untuk mengukur dan
menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih
disebut teknik korelasi multivariat. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan,
dua diantaranya yang akan dibahas di sini adalah: regresi gandaatau multiple regresion dan korelasi
kanonik.
Regresi ganda.
Memprediksi suatu fenomena yang kompleks hanya dengan menggunakan satu faktor
(variabel prediktor) seringkali hanya memberikan hasil yang kurang akurat.
Dalam banyak hal, semakin banyak informasi yang diperoleh semakin akurat
prediksi yang dapat dibuat (Mc Millan & Schumaker dalam Abidin, 2010),
yakni dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih variabel prediktor, prediksi
terhadap variabel kriteria akan lebih akurat dibanding dengan hanya menggunakan
masing-masing variabel prediktor secara sendiri-sendiri. Dengan demikian,
penambahan jumlah prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.
Korelasi kanonik. Pada
dasarnya teknik ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa variabel
dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi, tidak seperti
regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik
melibatkan lebih dari satu variabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk
menjawab pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi
serangkai variabel kriteria? Dengan demikian, korelasi kanonik ini dapat
dianggap sebagai perluasan dari regresi ganda,dan sebaliknya, regresi berganda
dapat dianggap sebagai bagian dari korelasi kanonik (Pedhazur dalam Abidin,
2010). Seringkali korelasi ini digunakan dalam penelitian eksplorasi yang
bertujuan untuk meentukan apakah sejumlah variabel mempunyai hubungan satu sama
lain yang serupa atau berbeda.
E. Rancangan
Penelitian Korelasi
Penelitian korelasi mempunyai berbagai jenis rancangan.
Shaughnessy dan Zechmeinter (dalam Emzir, 2009:48-51), yaitu:
1. Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian korelasi
bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
hubungan antara dua variabel. Hubungan antara dua variabel diukur. Hubungan
tersebut mempunyai tingkatan dan arah. Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya
hubungan) biasanya diungkapkan dalam angka antar -1,00 dan +1,00, yang
dinamakan koefisien korelasi. Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak ada
hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke arah -1,00 atau +1,00, merupakan
korelasi sempurna pada kedua ekstrem (Emzir, 2009:48).
Arah hubungan diindikasikan oleh simbol “-“ dan “+”. Suatu
korelasi negatif berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin
rendah pula skor pada variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif
mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin tinggi
pula skor pada variabel lain atau sebaliknya (Emzir, 2009:48).
2. Regresi dan Prediksi
Jika terdapat korelasi antara
dua variabel dan kita mengetahui skor pada salah satu variabel, skor pada
variabel kedua dapat diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik kita
dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik
-1,00 maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih baik.
3. Regresi Jamak (Multiple Regresion)
Regresi jamak merupakan
perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan penambahan beberapa variabel.
Kombinasi beberapa variabel ini memberikan lebih banyak kekuatan kepada kita
untuk membuat prediksi yang akurat. Apa yang kita prediksikan disebut variabel
kriteria (criterion variable). Apa yang kita gunakan untuk membuat prediksi,
variabel-variabel yang sudah diketahui disebut variabel prediktor (predictor
variables).
4. Analisis Faktor
Prosedur statistik ini
mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar variabel dikorelasikan
dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting
yang umum.
5. Rancangan korelasi yang digunakan untuk
menarik kesimpulan kausal
Terdapat dua rancangan yang
dapat digunakan untuk membuat pernyataan-pernyataan tentang sebab dan akibat
menggunakan metode korelasional. Rancangan tersebut adalah rancangan analisis
jalur (path analysis design) dan rancangan panel lintas-akhir (cross-lagged
panel design).
Analisis jalur digunakan untuk
menentukan mana dari sejumlah jalur yang menghubungkan satu variabel dengan
variabel lainnya. Sedangkan desain panel lintas akhir mengukur dua variabel
pada dua titik sekaligus.
6. Analisis sistem (System Analysis)
Desain ini melibatkan penggunaan
prosedur matematik yang kompleks/rumit untuk menentukan proses dinamik, seperti
perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik serta unsur dan aliran hubungan.
F. Langkah-langkah Penelitian Korelasi
Pada dasarnya penelitian
korelasi melibatkan perhitungan korelasi antara variabel yang komplek (variabel
kriteria) dengan variabel lain yang dianggap mempuyai hubungan (variabel
prediktor). Langkah-langkah tesebut penelitian ini antara lain secara umum
menurut Mc Milan dan Schumaker (2003), yaitu penentuan masalah, peninjauan
masalah atau studi pustaka, pertanyaan penelitian atau hipotesis, rancangan
penelitian dan metodologi penelitian, pengumpulan data, dan analisis
data, simpulan.
1. Penentuan masalah
Dewey (dalam Syamsuddin dan
Vismaia, 2009:42) menyatakan masalah dalam penelitian merupakan kesenjangan
antara yang diharapkan dengan kenyataan yang ada atau sesuatu yang dijadikan
target yang telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi target tersebut tidak
tercapai. Disetiap penelitian langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalah
menentukan masalah penelitian yang akan menjadi fokus studinya. Ciri-ciri
permasalahan yang layak diteliti adalah yang dapat diteliti (researchable), mempunyai
kontribusi atau kebermanafaatan bagi banyak pihak, dapat didukung oleh data
empiris serta sesuai kemampuan dan keinginan peneliti (Sukardi, 2004:27-28).
Dalam penelitian korelasi,
masalah yang dipilih harus mempunyai nilai yang berarti dalam pola perilaku
fenomena yang kompleks yang memerlukan pemahaman. Disamping itu, variabel yang
dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada pertimbangan, baik secara
teoritis maupun nalar, bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan tertentu. Hal
ini biasanya dapat diperoleh berdasarkan hasil penelitian sebelumnya.
2. Peninjauan Masalah atau Studi Kepustakaan
Setelah penentuan masalah,
kegiatan penelitian yang penting adalah studi kepustakaan yang menjadi dasar
pijakan untuk memperoleh landasan teori, kerangka pikir dan penentuan dugaan
sementara sehingga peneliti dapat mengerti, mengalokasikan, mengorganisasikan,
dan menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Macam-macam sumber untuk
memperoleh teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah dari
jurnal, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, surat kabar, buku yang
relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah dan narasumber.
3. Rancangan penelitian atau Metodologi
Penelitian
Pada tahap ini peneliti
menentukan subjek penelitian yang akan dipilih dan menentukan cara pengolahan
datanya. Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam
variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian. Subyek tersebut harus relatif
homogen dalam faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat
mempengaruhi variabel terikat. Bila subyek yang dilibatkan mempunyai perbedaan
yang berarti dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti
menjadi kabur. Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti dapat
mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor
tertentu kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk
masing-masing kelompok.
4. Pengumpulan data
Berbagai jenis instrumen dapat
digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti
angket, tes, pedoman interview dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan
dengan kebutuhan. Data yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut
harus dalam bentuk angka. Dalam penelitian korelasional, pengukuran variabel
dapat dilakukan dalam waktu yang relatif sama. Sedang dalam penelitian
prediktif, variabel prediktor harus diukur selang beberapa waktu sebelum
variabel kriteria terjadi. Jika tidak demikian, maka prediksi terhadap kriteria
tersebut tidak ada artinya.
5. Analisis data
Pada dasarnya, analisis dalam
penelitian korelasi dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil pengukuran
suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian
korelasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan
untuk menghitung tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain.
Sedang dalam penelitian prediktif, teknik yang digunakan adalah analisis
regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor
terhadap variabel kriteria. Namun demikian, dapat pula digunakan analisis
korelasi biasa bila hanya melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari
dua variabel, misalnya untuk menentukan apakah dua variabel prediktor atau
lebih dapat digunakan untuk memprediksi variabel kriteria lebih baik dari bila
digunakan secara sendiri-sendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonikdapat
digunakan. Hasil analisis tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai
koefisien korelasi atau koefisien regresi serta tingkat signifikansinya,
disamping proporsi variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Interpretasi data pada penelitian
korelasi adalah bila dua variabel hubungkan maka akan menghasil koefisen
korelasi dengan simbol (r). Hubungan variabel tersebut dinyatakan
dengan nilai dari -1 samapai +1. Nilai (-) menunjukan korelasi negatif
yang variabelnya saling bertolak belakang dan nilai (+) menunjukkan korelasi
positif yang variabelnya saling mendekati ke arah yang sama (Syamsudin dan
Vismaia, 2009:25).
6. Simpulan
Berisi tentang hasil analisis
deskripsi dan pembahasan tentang hal yang diteliti dengan menggunakan mudah dipahami
pembaca secara ringkas.
G. Kelebihan
dan Kelemahan Penelitian Korelasi
Penelitian korelasi mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain:
kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara
bersama-sama (simultan); dan Penelitian korelasi juga dapat memberikan
informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang
diteliti (Abidin, 2010). Selanjutnya, Sukardi menambahkan kelebihan penelitian
ini adalah penelitian ini berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan
bidang pendidikan, ekonomi, sosial. Dengan penelitian ini juga memungkinkan
untuk menyelidiki beberapa variabel untuk diselidiki secara intensif dan
penelitian ini dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang
besar.
Sedangkan, kelemahan penelitian
korelasi, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa,
tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika dibandingkan
dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasi itu kurang tertib- ketat,
karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas; Pola saling
hubungan itu sering tak menentu dan kabur; sering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu
memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi
yang berguna atau bermakna. (Abidin, 2010).
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian korelasi adalah suatu
penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel
atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak
terdapat manipulasi variable. Tujuan
penelitian korelasi adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau
untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi.
Langkah-langkah dalam penelitian korelasi: pentuan
masalah, peninjauan masalah atau studi kepustakaan, rancangan penelitian atau
metodologi penelitian, pengumpulan data, analisis data dan simpulan.
3.2 Kritik dan Saran
Dalam pembuatan makalah ini tidak luput dari kesalahan
dan kekhilafan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Muhammad Zainal. 2008. Penelitian Korelasional. (artikel).
Dalam www.Muhammad Zainal Abidin Personal Blog.htm. di akses tanggal 25
September 2010.
Atmodjo, J. Tri. 2005. Modul Penelitian Korelasi (artikel). Jakarta: Fikom
Universitas Mercubuana Jakarta
Emzir. 2009. Metodologi
Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja
Grafindo Pergoda.
Fraenkel, J.R dan Wellen, N.E. 2008. How to Design and Evaluate
research in Education. New York: McGraw-Hill.
McMilan, J dan Schumacher, S. 2003. Research in Education. New
York: Longman.
Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian
dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra edisi ketiga. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
Ruseffendi. 1993. Statistika
untuk Penelitian Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Perguruan Tinggi.
Sukardi. 2004. Metodologi
Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Syamsuddin
dan Vismaia S. Damaianti. 2009. Metodologi
Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar